Dan

Siang ini Taipei diguyur hujan dan gemuruh guntur. Saya masih bergelut dengan uprekan simulasi. Lagu "Dan" dari Sheila on 7 yang di-streaming-kan oleh 98.7 Gen FM mengalun di headset. Sepintas teringat peristiwa  satu dekade yang lalu saat lagu ini booming. Saat itulah kami memiliki sebuah tape recorder baru. Tape recorder yang dibeli di Pasar Sidoarjo. Saya dan adek dibonceng ayah di sepeda motor Suzuki RC tahun 84. Satu-satunya motor yang kami punya saat itu. Siwalankerto - Sidoarjo sekitar 15km. Kami memasuki tiap toko elektronik untuk memilih tape recorder yang sesuai dengan keinginan (murah dan bagus). Tiba di toko yang paling ujung, kami mendapatkan tape recorder dengan bentuk unik dengan harga yang lumayan pantas di kantong. Sampai sekarang tak pernah saya jumpai tape recorder yang seunik itu. Setelah membayar, kami membawa pulang tape recorder tadi. Ayah sebagai pemegang setir motor, adek duduk di belakang ayah, dan aku memangku kerdus tape recorder. Setelah melewati Siwalankerto, ayah terus melajukan motor. Ternyata kami mampir ke pasar Wonokromo. Kami membeli kaset. Ada tiga kaset yang kami beli yakni: Kaset SO7, KoesPlus dan Raihan.

Bunga serasa bertebaran di mana-mana.




She Broke The Chains

Madu di Ramadhan tahun ini.

24 Juli 2012 sore adekku sidang Tesis. Dua professor sebagai pembimbing, tiga professor sebagai penguji, dan tujuh orang penonton. Seharusnya, sidang dimulai pukul 16.30 waktu Taipei tetapi sidang diundur menjadi pukul 17.00 karena ada salah satu peserta sidang yang melebihi batas waktu. Sempat ada sedikit rasa galau sebelum sidang karena ada seorang profesor yang dikenal "galak" menjadi penguji. Tapi Alhamdulillah, semua professor menjadi seperti malaikat-malaikat penolong.

Ini bulan Ramadhan. Sangat berat puasa di summer seperti ini. Hampir enam belas jam berpuasa di suhu 35-41C. Beberapa jam sebelum sidang, aku menghampiri adekku. Wajahnya pucat, bibirnya kering, suaranya parau. Bagi kaum yang memiliki iman sekuat semanggi sepertiku, tak perlu segelas es degan, segelas air putih pun bisa membuat tenggorokan naik turun. Semalam adekku tidak sahur, dia sibuk belajar, membaca ulang draf laporan tesis, memperagakan bagaimana dia harus presentasi besok, dan yang tak kalah pentingnya, mempersiapkan keberangkatannya ke beberapa international conference (akan kuceritakan suatu saat nanti).

Hari itu adekku memakai hem putih, dipadupadankan dengan blus dan celana abu-abu gelap. Sebuah jepit disangkutkan di rambutnya yang berombak. Tak lupa ia memakai sepatu hitam mengkilat kebanggaannya.

Ruang sidang terletak di gedung T4 lantai 5. Ruangan itu berukuran 10x10 meter persegi, bercat putih, memiliki sebuah pintu, dan tanpa jendela. Saat pagi, ruangan itu sangat sejuk. Tapi saat sore, sinar matahari bisa langsung menyilaukan siapapun yang berada di depan ruangan. Suasana di dalam ruangan sangat nyaman bagi penonton sepertiku dan beberapa teman adekku yang sudah mengikuti sidang. Mungkin yang kami rasakan tidak seperti yang dirasakan adekku.

Slide demi slide dia jelaskan dengan baik. Di tengah-tengah penjelasan, profesor bisa langsung bertanya jika ada sesuatu yang kurang jelas. Di akhir presentasipun, para penguji diberi kesempatan untuk bertanya kembali.

Beberapa pertanyaan mengalir dan dapat dijawab dengan mudah oleh adekku. Adekku hanya mendapat beberapa saran dari penguji: penambahan limitation dan pembuatan video untuk aplikasi yang telah dia buat. Seorang dari profesornya memberikan pertanyaan yang bisa membuat bibir tertarik ke kanan dan kiri secara bersamaan. "Do you remember all the questions?" :D

Itulah pertanyaan terakhir, dan kami diminta untuk keluar. Lima menit berselang, pemimpin sidang berkaos coklat pudar membuka pintu dan berkata: congratulation. Selama ini selalu beredar kabar bahwa CSIE adalah jurusan yang paling susah untuk lulus. Adekku berhasil mematahkan anggapan-anggapan yang mengerikan. Mungkin dia adalah mahasiswa internasional pertama di CSIE yang bisa lulus 1,5 tahun.

Alhamdulillah. Sujud syukur padamu ya Allah. Engkau bantu adekku dengan mengirimkan pembimbing dan penguji sebagai penolong di T4-515. Engkau kirimkan teman-teman lab yang luar biasa, membantu dalam menyiapkan segala keperluan sidang mulai dari aplikasi sidang, persiapan konsumsi, hingga memasangkan konektor biru dari proyektor ke laptop.

Terima kasih ayah dan ibu yang tak pernah lelah mendoakan kami.